KEGIATAN SANTUNAN ANAK YATIM PEMDES SIRKANDI TAHUN 2021

Pada hari Rabu, 08 September 2021 telah dilaksanakan Kegiatan Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin oleh Pemdes Sirkandi.

Kegiatan ini rutin setiap tahun dilaksanakan oleh pemerintah Desa Sirkandi dengan sumber anggaran Dana Desa (DD). Hal tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintahan Desa Sirkandi terhadap warga yang kekurangan dan juga mengajak kepada seluruh masyarakat Desa Sirkandi untuk peduli dan memperhatikan terhadap sesama warga yang kurang mampu. Jumlah penerima santunan untuk tahun 2021 sejumlah 85 penerima. Jenis santunan sembako.

SOSIALISASI KEGIATAN PROGRAM SPAM PERDESAAN PADAT KARYA TAHUN ANGGARAN 2021

Pada hari Rabu, 1 September 2021 di Aula balai Desa Sirkandi telah dilaksanakan Sosialisasi Program SPAM Perdesaan Padat Karya Tahun 2021.

Program tersebut rencana akan dilaksanakan pada tahun 2021 dengan sasaran mata air Guyangan Dusun Balong Wetan RT 01 RW 03 Desa Sirkandi. Program tersebut berupa pembangunan bak penampung dan saluran perpipaan kerumah-rumah warga dengan sasaran warga Dusun Balong Wetan dan Dusun Balong Kulon. Hal tersebut bertujuan untuk terpenuhinya air bersih warga Dusun Balong Wetan dan Dusun Balong Kulon secara menyeluruh dan juga untuk menjaga sumber mata air Guyangan agar tetap lestari serta menertibkan jaringan-jaringan/penyalur perpipaan perseorangan yang dapat membahayakan keselamatan warga karena pipa dan kabel pompa yang berserakan. Sekarang proses pekerjaan kegiatan tersebut sudah mulai dilaksanakan oleh kelompok SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dengan nama “NGUDI TIRTA WENING” yang beranggotakan : Ketua : ALI SADIKIN, Sekretaris : SRI MARYATI, Bendahara : SRI LESTARI, Perencanaan : TUSWAN. Kegiatan tersebut bersumber dari DAK.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut juga dilakukan penandatanganan surat Hibah lahan yanga akan digunakan sebagai Bak penampung yaitu tanah milik Bapak Sunarjo RT 01 RW 03. 

KEGIATAN SURAN DUSUN BEJI DESA SIRKANDI

Pada hari Jum’at, 27 Agustus 2021 di Dusun Beji Desa Sirkandi Kec. Purwareja Klampok Kab. Banjarnegara telah dilaksanakan kegiatan “SURAN” / SEDEKAH BUMI.

Pada era sekarang serba digital masyarakat Desa Sirkandi masih mempertahankan adat istiadat yang dilakukan secara turun temurun oleh para sesepuh dan pendahulu. Rasa syukur kepada sang pencipta, silaturahim, hormat terhadap leluhur serta rasa kebersamaan masyarakat Desa Sirkandi yang menjadikan tetap lestarinya kegiatan SURAN/SEDEKAH BUMI.

Apa itu SURAN? Kegiatan SURAN/SEDEKAH BUMI dilaksanakan setiap tahun pada bulan Muharam atau masyarakat Desa Sirkandi biasa menyebutnya bulan SURA. Berawal dari penyebutan tersebut maka kegiatan SEDEKAH BUMI di Desa Sirkandi disebut dengan SURAN. Bentuk Kegiatan SURAN yaitu masyarakat membuat nasi GOLONG dengan lauk : INGKUNG, GODH0GAN, SERUNDENG, KUMBU, OREG, mie, dan peyek kacang, setelah semua siap kemudian dimasukan kedalam TENONG lalu dibawa kejalan atau perempatan tempat berkumpul masyarakat dan dimulai acaray dengan tausiah, doa bersama, serta kesenian lokal. 

Adapun makana dari masing-masing makanan dan alat yang disajikan dalam kegiatan SURAN :

NO

NAMA

MAKNA MAKANAN/ALAT YANG DIGUNAKAN

1.

NASI GOLONG

Nasi merupakan salah satu makanan pokok orang Jawa dan salah satu sumber kehidupan. Agar dalam kehidupan kita mendapat kekuatan dalam mencapai suatu tujuan kita harus bersatu “gumolong, gilig”  seperti nasi golong. Jadi nasi golong merupakan simbol persatuan warga masyarakat untuk mencapai suatu tujuan dalam hidup, baik hidup di dunia maupun akherat.

2.

IYAN

Suatu alat terbuat dari anyaman bambu berbentuk bujur sangkar untuk membentuk/membuat golong . Nasi yang sudah ditanak dituangkan dalam iyan selanjutnya dibentuk golong. Sehaingga dapat disimbolkan bahwa iyan merupakan alas atau dasar dalam kita mencapai suatu tujuan, tidak boleh keluar dari dasar atau alas yang sudah ditentukan.

3

ILIR DAN CENTHONG

Dalam membentuk golong harus ditopang dengan alat yang bernama ilir dan centhong, kedua alat tersebut tidak bisa lepas atau diabaikan dalam membentuk nasi golong.

Dalam membentuk golong, tangan kanan memegang ilir tangan kiri  memegang centhong  digerakkan bersama sama. Ilir untuk mengumpulkan udara sedangkan centhong untuk membolak balik nasi yang sudah dituangkan dalam iyan (bhs Jawa angi). Dengan kerja sama kedua tangan untuk menggerakan kedua alat tersebut maka akan terbentuk nasi yang tadinya masih terpisah pisah akan menjadi satu kesatuan nasi yang pulen berkumpul membentuk golong.

Sehingga ilir dan centhong merupakan simbol perekat persatuan (gumolong/golong)  menyatukan yang terpisah pisah menjadi satu kesatuan  yang rekat untuk  mencapai suatu tujuan .

4

INGKUNG

Jenis masakan yang terbuat dari ayam utuh setelah diambil jeroannya ibaratnya hal-hal yang kotor sudah dibersihkan dalam artian bersih lahir batin, kemudian dibentuk menjadi ingkung dengan kepala ditekuk maknanya kita harus mawas diri selalu koreksi diri sendiri  dalam menjalankan suatu kehidupan, jangan mencar-cari kesalahan orang lain.

INKUNG berasal dari basa Jawa Ingkang Linangkung artinya yang Maha Esa atau Alloh SWT. Jadi dalam mencapai suatu tujuan bersama  belumlah cukup hanya dengan gumolong/bersatu, kita harus selalu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tujuan kita dapat terkabul. Dapat dikatatakan pula Ingkung  dari sebutan Mugi-mugi Jinangkung artinya kita nenaruh harapan dalam memcapai tujuan tetap mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.

5

KECAMBAH/CAMBAH

Dalam tahapan apapun kita mulai dari pertumbuhan/cambah, sesuatu yang baru tumbuh mempunyai semangat yang sangat tinggi  (makantar-kantar) untuk  mencapai suatu tujuan .Dengan demikian cambah merupakan simbol semangat, dimana untuk  mencapai tujuan, kita tidak boleh kendor apabila tujuan belum tercapai.

6

KUMBU

Kumbu merupakan masakan yang terbuat dari kedele yang digodhog dan diberi bumbu. Kumbu berasal dari kata kembo artinya ragu.

Dalam mencapai tujuan kita tidak boleh kembo-kembo atau ragu-ragu apabila kita ragu-ragu niscaya akan menjadi salah satu penghambat dalam mencapai tujuan.

7

SRUNDENG

Jenis masakan yang terbuat dari kelapa yang diparut kemudian dimasak dengan bumbu-bumbu tertentu sehingga rasanya gurih. Kelapa sebagai bahan srundeng juga dipilih dari kelapa yang masih “semrundeng” kalau kelapa masih terlalu muda maka srundeng akan lengket (bhs Jawa themel), kalau kelapa terlalu tua maka srundeng akan menjadi kasar dan tidak gurih.

Dengan bahan baku yang pas maka  akan menjadi  srundeng yang pas (bhs jawa berbentuk ngrawit) tidak lengket/themel dan tidak kasar/kasap.

Sehingga dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pikiran kita, otak kita harus ngrawit/tidak lengket (themel,njendhel), kita harus olah pikir, nguliur budi, punya iguh pratikel mencari cara bagaimana agar tujuan kita dapat tercapai.

8

GODHOGAN

Dalam basa Jawa Banyumasan godhokan artinya sayur/oseng-oseng. Contoh : godhogan gori = oseng gori, godhogan gandhul = oseng pepaya, godhogan tempe = oseng tempe dll. sebagai  pelengkap lauk pauk nasi golong pasti ada godhogan/oseng-oseng sedangkan jenisnya sangat relatif sesuai dengan selera masing-masing.

Godhogan( memakai huruf h dalam aksara jawa dibaca dho) berasal dari basa Banyumasan godogan (tanpa huruf h dalam aksara jawa dibaca do ). Godogan artinya cekelan, pegangan, sehingga didalam mencapai suatu tujuan yang akan diraih kita selalu harus pegangan (berpegangan) pada aturan, norma yang berjalan didalam tata kehidupan  berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Demikian kiranya makna atau simbol yang terkandung dalam kearifan lokal berupa acara Suran atau sedhekah bumi yang masih dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok, sedangkan pelaksanaannya adalah setiap bulan Sura/Muharam pada hari Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon.

Apabila ada kesalahan kan kekeliruan mohon dimaafkan karena artikel ini kami tulis berdasarkan cerita turun temurun dari pendahulu pendahulu kami.